Oleh: Dimas Surya Purnomo Syaiful
Di dunia yang semakin terhubung secara digital, keberadaan cyber media telah mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan mengakses informasi. Namun, era cyber media yang tidak berhenti juga membawa tantangan baru yang perlu kita hadapi, terutama terkait dengan kesehatan mental kita.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun resiliensi mental yang kuat agar dapat menghadapi dampak negatif yang mungkin muncul.
Resiliensi mental adalah kemampuan untuk pulih dari tekanan, menghadapi ketidakpastian, dan tetap seimbang di tengah perubahan yang terus-menerus.
Tidak dapat dipungkiri bahwa cyber media membawa manfaat besar dalam memperluas wawasan dan meningkatkan konektivitas sosial.
Namun, kita juga tidak boleh mengabaikan fakta bahwa penggunaan yang berlebihan atau tidak sehat dari cyber media dapat berdampak buruk pada kesehatan mental kita.
Beberapa tantangan yang muncul di era ini termasuk peningkatan cyberbullying, tekanan untuk selalu “online” dan merasa perlu untuk menampilkan kehidupan yang sempurna di media sosial, serta perbandingan sosial yang berlebihan.
Untuk menghadapi tantangan ini, membangun resiliensi mental menjadi sangat penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk membangun resiliensi mental di era cyber media yang tidak berhenti:
1. Kesadaran akan dampak cyber media: Pertama-tama, kita perlu menyadari bagaimana penggunaan cyber media memengaruhi kesehatan mental kita.
Sadarilah bahwa tidak semua yang kita lihat di media sosial merepresentasikan kehidupan sebenarnya. Jangan biarkan diri kita terperangkap dalam perbandingan sosial yang tidak sehat.
2. Mengatur batasan waktu dan mengadopsi penggunaan yang sehat: Tentukan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan cyber media.
Sediakan waktu tanpa gangguan untuk menjalani aktivitas lain yang bermanfaat, seperti berolahraga, membaca, atau menjalin hubungan interpersonal secara langsung.
3. Praktik self-care: Perhatikan kesehatan mental dan emosional kita dengan melakukan self-care secara teratur. Carilah kegiatan yang memberikan rasa bahagia dan ketenangan, seperti meditasi, yoga, atau menjalankan hobi yan g disukai.
4. Membangun hubungan yang kuat di dunia nyata: Penting untuk tidak mengabaikan hubungan interpersonal di dunia nyata.
Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan teman dan keluarga, melakukan kegiatan sosial yang memperkuat koneksi kita dengan orang lain.
5. Menumbuhkan kesadaran digital: Tingkatkan kesadaran tentang keamanan digital, privasi, dan perlindungan diri online. Pahami risiko yang terkait dengan penyalahgunaan cyber media dan gunakan alat pengamanan yang tepat untuk melindungi diri kita sendiri.
Oleh karna itu resiliensi mental menjadi kualitas yang semakin penting dalam menghadapi tantangan dan tekanan yang ada di dunia modern.
Dalam era cyber media yang tidak pernah berhenti, di mana informasi dan interaksi digital dapat mempengaruhi kesehatan mental kita, membangun resiliensi mental menjadi suatu kebutuhan mendesak.
Resiliensi mental membantu kita menghadapi dampak negatif cyber media. Dengan adanya ancaman seperti cyberbullying, perbandingan sosial yang intens, dan tekanan untuk selalu terkoneksi secara digital, resiliensi mental membantu kita menjaga keseimbangan dan memperlakukan diri dengan baik.
Kemampuan untuk memahami dan mengatasi situasi sulit secara emosional dapat melindungi kita dari dampak negatif cyber media dan memungkinkan kita untuk tetap tegar dalam menghadapinya.
Selain itu, membangun resiliensi mental juga membantu kita dalam mengelola stres dan kecemasan yang mungkin muncul akibat penggunaan cyber media.
Informasi yang cepat dan berlimpah, pembandingan sosial, dan tekanan untuk selalu terlihat ‘sempurna’ di dunia digital dapat menyebabkan kecemasan dan merusak kesehatan mental.
Dengan resiliensi mental yang kuat, kita dapat mengembangkan strategi coping yang efektif, mengurangi stres, dan menjaga kesehatan emosional kita di era cyber media yang penuh tekanan ini.
Selanjutnya, membangun resiliensi mental membantu kita menjaga hubungan sosial yang sehat dalam era cyber media yang serba terhubung ini.
Dalam dunia yang semakin tergantung pada teknologi, penting bagi kita untuk memahami batas-batas yang sehat dalam penggunaan cyber media dan tetap mengutamakan hubungan langsung dan nyata dengan orang-orang di sekitar kita.
Dengan resiliensi mental yang baik, kita dapat mengelola waktu dan energi kita dengan bijak, menjaga keseimbangan antara dunia digital dan hubungan interpersonal yang memadai.
Terakhir, membangun resiliensi mental membantu kita menghadapi perubahan dan tantangan yang tak terhindarkan dalam era cyber media yang terus berkembang.
Dunia digital berkembang dengan cepat, dan kita harus siap menghadapi perubahan, risiko, dan ketidakpastian yang mungkin timbul.
Resiliensi mental membantu kita mengadaptasi dengan fleksibilitas, mengatasi hambatan, dan melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar.
Penulis adalah Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Ampel Surabaya
Discussion about this post