Oleh: Dhea Salsabila
Era jurnalisme saat ini tidak lagi hanya bertumpu pada informasi yang disediakan oleh media pers. Warga yang biasanya menjadi konsumen berita, kini mulai ikut andil dalam penyebaran berita dan informasi layaknya jurnalis profesional.
Fenomena ini dinamakan citizen journalism atau jurnalis warga.
Citizen journalism didefinisikan sebagai praktik kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh warga yang bukan anggota pers atau bekerja di sebuah perusahaan media.
Jurnalis warga saat ini telah banyak diterapkan oleh beberapa platform digital di Indonesia, salah satunya yakni Mojok.co.
Mojok.co merupakan salah satu media online yang berpusat di Yogyakarta. Platform ini mengusung konsep citizen journalism yang mana tidak hanya memuat artikel yang berasal dari tim redaksi, tetapi juga naskah dari netizen yang berisi pemikiran-pemikiran nyeleneh dan out of the box.
Melalui konten-kontennya yang tajam, informatif, dan menghibur, Mojok berhasil menjadi media yang diminati masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah followers Instagram @mojokdotco yang telah mencapai 226.000 orang.
Dalam menjalankan perannya sebagai platform citizen journalism, Mojok memiliki tagline “Suara Orang Biasa” dan berusaha menyuarakan isi hati masyarakat yang tidak terdengar atau kurang mendapat perhatian dari media pada umumnya.
Salah satu keunggulan Mojok adalah mereka menggunakan pendekatan yang anti mainstream dan humoris ketika menyampaikan berita atau isu-isu penting.
Mereka mempermudah pemahaman masyarakat dengan cara menambahkan ilustrasi, meme, dan video pendek untuk mengemas pesan-pesan serius.
Pendekatan tersebut juga membantu mengatasi masalah masyarakat yang kerap merasa jenuh dengan berita yang terlalu serius dan monoton. Selain itu, platform Mojok selalu memperlihatkan keberagaman isu yang mereka angkat. Mereka tidak hanya membahas politik, tetapi juga budaya, sosial, ekonomi, dan sebagainya.
Dengan demikian, mereka mampu menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat dan memberikan sudut pandang yang beragam. Hal ini sangat penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap berbagai isu yang ada di sekitar mereka.
Adapun Mojok.co menyediakan beberapa rubrik bagi netizen yang ingin mengirim tulisan, di antaranya yaitu:
1. Esai
Rubrik ini berisi peristiwa atau isu yang tengah ramai diperbincangkan. Bisa dengan mengangkat tema sosial, agama, politik, budaya, dan sebagainya.
2. Malam Jumat
Berisi pengalaman nyata netizen yang berbau spiritual atau berinteraksi dengan sosok tak kasat mata.
3. Konter
Rubrik ini membahas seputar teknologi, seperti review handphone, game, dan lain-lain.
4. Otomojok
Rubrik ini memuat artikel tentang dunia otomotif, baik berupa pengalaman pribadi dalam menggunakan kendaraan maupun review dari sebuah kendaraan itu sendiri.
5. Liputan
Berbeda dari rubrik yang lainnya, rubrik ini menampung liputan yang unik, mindblowing, atau seputar gaya hidup anak muda. Netizen dapat mengirim usulan ide liputan ke liputan@mojok.co dengan subjek “Usul Liputan”.
6. Uneg-uneg
Sesuai namanya, rubrik ini menampung tulisan yang berisi keresahan pembaca Mojok akan berbagai hal, mulai dari pelayanan publik, kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah, hingga tingkah laku sesama warga.
Dengan adanya berbagai rubrik yang disediakan oleh Mojok.co, warga dapat mengirimkan tulisannya sesuai dengan tema atau topik yang diminati.
Setelah itu, naskah akan masuk dalam tahap penyuntingan oleh tim redaksi sehingga tetap terjaga kualitas dan produk jurnalismenya.
Mojok.co juga memberikan apresiasi bagi masyarakat yang mengirimkan tulisannya dan berhasil diterbitkan.
Kontributor yang karyanya dimuat pada rubrik Esai, Konter, Otomojok, dan Malam Jumat akan mendapatkan honorarium sebesar Rp325.000.
Sedangkan bagi karya yang berhasil dimuat di rubrik Liputan akan mendapat honorarium sebesar Rp225.000 hingga Rp525.000.
Biasanya, honorarium ini akan dikirimkan maksimal satu bulan setelah terbit.
Hal ini menunjukkan bahwa Mojok.co tidak hanya menyediakan tempat bagi jurnalis warga melainkan juga mengapresiasinya.
Penulis adalah Mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sunan Ampel, Surabaya
Discussion about this post