Siklusjambi.id – Peredaran Narkotika dan obat-obatan terlarang terus terjadi di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Jambi. Sasarannya dari semua kalangan dan juga berbagai profesi.
Padahal Badan Narkotika Nasional BNN Provinsi Jambi telah berhasil menagkap ribuan orang dalam peredaran penyalahgunaan narkoba. Namun, masih saja banyak celah dan cara yang dimanfaatkan para bandar untuk memuluskan aksinya, terlebih di bulan suci Ramadhan ini.
“Mau bagaimanapun kondisinya pengedaran narkoba pasti tetap meningkat, contohnya saja pada saat kasus pandemi Covid-19 melanda. Mau keadaan segenting apapun kasus pengedaran obat terlarang masih terus terjadi hingga kini. Terlebih lagi di bulan suci ramadhan ini, para bandar bahkan memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan aksinya dalam menyebarluaskan obat terlarang tersebut,” ujar Kepala BNN Provinsi Jambi, Brigjen Pol Wisnu Handoko, saat di wawancarai usai peresmian gedung BNN Provinsi Jambi di Kota Baru, Kota Jambi, Rabu (22/03/2023) lalu.
Dikatakan Brigjen Pol Wisnu Handoko, dari 100 persen, 60 persen diantaranya napi yang terjaring di Provinsi Jambi terlibat kasus narkoba, angka ini merujuk dari prevalensi narkotika di Provinsi Jambi yang mencapai 0,1 persen pada akhir tahun 2021.
Daerah yang strategis, dihimpit oleh dua daerah sebagai penyumbang prevalensi tinggi yaitu, Sumut dengan prevalensi 6,5 persen, dan Sumsel 5 persen. Maka potensi penyalahgunaan narkotika di Provinsi Jambi berpotensi meningkat.
“Untuk itu perlunya koordinasi, kolaborasi tinggi dari berbagai pihak untuk memerangi kasus tersebut, karena nya keberhasilan BNN tidak terlepas dari proses rehabilitasi dan peran serta masyarakat dalam memerangi narkoba,” pungkasnya. (SA)
Discussion about this post