Oleh: Nusaibah Samiyah Iroyna
Film Ranah 3 Warna merupakan sekuel dari trilogi cerita Negeri 5 Menara. Film dari adaptasi novel karya Ahmad Fuadi ini memulai debut perdananya dalam ajang Jakarta Film Week (JFW) yang ditayangkan pada tanggal 18 November 2021 dan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 30 Juni 2022.
Film ini disutradarai oleh Guntur Soeharjanto yang namanya sudah tidak asing lagi di industri periflman Indonesia dengan dibantu para aktor dan aktris ternama tanah air dengan latar belakang tempat Sumatera Barat tempat penulis cerita trilogi ini berasal.
Film ini menceritakan tentang Alif Fikri (Arbani Yazis ) yang ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi dan ingin mengikuti jejak idolanya yaitu BJ Habibie untuk belajar dan merantau sampai ujung dunia. Alif selalu terbayang bayang dengan kesuksesan sahabat kecilnya Randai (Teuku Rassya) yang diterima di perguruan tinggi ITB.
Segala upaya dilakukan Alif untuk dapat menempuh pendidikan tinggi yang pada akhirnya ia diterima sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran yang berada di Tanah Jawa. Hal tersebut menjadi langkah awal Alif untuk menjadi anak rantau.
Sebelum Alif berangkat merantau ia mendapat hadiah sepatu kulit dari ayahnya. Sepatu pemberian ayahnya tersebut lah yang setia menemani langkah Alif menjejak ke tiga negara yaitu Indonesia, Yordania, dan Kanada.
Dalam film Negeri 5 Menara Alif memegang mantra man jadda wajada “Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil”. Kemudian dalam film Ranah 3 Warna ini Alif memegang mantra man shabara zhadira “Barang siapa yang bersabar maka ia akan beruntung”
Saat berkuliah Alif bertemu Raisa (Amanda Rawles) dari jurusan ilmu komuikasi dan menaruh hati padanya. Setelah beberapa bulan Alif berkuliah ia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia.
Pada saat itu pun Alif merasa untuk enggan melanjutkan kuliahnya karena ia ingin membantu perekonomian keluarganya sekaligus ingin menjaga ibu dan adik-adiknya. Dengan kepergian ayahnya tersebut menjadi cobaan yang harus dilalui Alif dimasa ia mencari ilmu. Namun Alif teringat dengan mantra yang dipegangnya yaitu man shabara zhafira yang menjadikan ia kembali untuk melanjutkan kuliahnya sekaligus mencari nafkah dengan menjual kain.
Seiring berjalannya waktu dengan kemampuan menulisnya Alif berhasil lolos dalam seleksi pertukaran pelajar ke Kanada. Dalam perjalanannya menuju Kanada Alif bersama teman-temannya harus bermalam terlebih dahulu di Yordania karena cuaca yang tidak memungkinkan.
Sesampainya di Kanada Alif mendapatkan tugas yang tidak sesuai dengan keinginannya hingga membuatnya ia ingin kembali ke Indonesia yang kemudian Raisa menyadarkan Alif bahwa tidak ada yang sia-sia jikan ingin belajar. Meskipun sering diremehkan dan dihantam berbagai cobaan, Alif tetap menjalankan semua itu dengan penuh kesabaran.
Setelah pertukaran pelajar itu selesai semua mahasiswa telah menjalankan tugasnya dengan baik. Tidak disangka bahwa Alif dan Raisa mendapat penghargaan mahasiswa terbaik yang diberikan oleh kepala duta Indonesia. Pada akhirnya Alif dapat mewujudkan cita-citanya yaitu ke benua Amerika dengan menjelajah ranah 3 warna yaitu Indonesia, Yordania, dan Kanada.
Saat pelepasan wisuda Alif kembali mendapat cobaan dengan kisah percintaanya karena perempuan yang ia sukai ternyata sudah menjadi tunangan sahabatnya sendiri. Namun ia tetap percaya dengan mantra yang ia pegang man shabara zhafira.
Pada akhirnya ia mendapat jawaban dari Allah, Alif mendapatkan perempuan lain yang dicintainya. Dalam kisah Alif tersebut kita dapat belajar tentang bersabar kepada semua cobaan yang kita dapatkan dan tak lupa kita juga harus selalu bersyukur kepada apa yang Allah berikan.
Penulis adalah Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya
Discussion about this post