Siklusjambi.id – Kemacetan parah di Jambi kembali terjadi. Kali ini deretan kendaraan yang didominasi truk angkutan batu bara, mengular dan terjebak macet sepanjang kurang lebih 15 kilometer di Jalan Tembesi – Sarolangun sejak Senin malam (27/2/2023).
Salah seorang pengendara yang mengalami kemacetan bernama Hidayat (28) mengatakan, dirinya terjebak macet selama berkisar 22 jam lamanya.
“Kemacetan ini terjadi dengan empat jalur. Selain truk batu bara, banyak juga mobil pribadi, mobil yang bawa ikan. Bukan tidak bisa lewat lagi, terdiam di situ lah,” kata Hidayat, Rabu (1/3/2022).
Hidayat menceritakan, dalam kemacetan tersebut juga terdapat pasien yang meninggal dunia di dalam ambulance.
“Saya melihat ada ambulance yang membawa pasien, sampai akhirnya pasien meninggal di situ. Dia ini mau ke Jambi,” ujarnya.
Selain Hidayat, salah satu pedagang ikan bernama Doni juga menyebutkan bahwa ia mengalami banyak kerugian karena kemacetan tersebut. Pasalnya ikan dagangan yang dibawanya mati di tengah jalan, dan tentunya harga ikan yang telah lama mati berbeda jauh dengan harga ikan yang masih hidup atau segar.
“Kalau ini bukan lagi macet, tetapi tidak bergerak. Lihat saja banyak ikan ikan ini yang sudah mati,” ujar Doni sembari mengeluhkan dagangannya.
Hal senada disampaikan Setiawan, sopir truk angkutan perabotan rumah tangga, ia juga mengeluhkan hal yang sama, bahkan dirinya sudah terjebak macet selama lebih dari 15 jam.
“Kami ini sudah dari sore kemarin terjebak kemacetan. Kalau sudah begini ya mau gimana lagi, bisanya cuma pasrah dan sabar aja,” ujarnya.
Lanjut Setiawan, dirinya bahkan sudah berkali-kali terjebak macet karena ribuan truk batu bara yang melintas secara bersamaan pada malam hari di jalan nasional tersebut.
“Tentu kami sebagai sopir ini punya jadwal ya. Misalnya hari ini dan jam sekian, misalnya kami harus sudah berangkat. Kalau terjadi macet terus menerus, tentu tidak ada lagi waktu istirahat di rumah,” bebernya.
Tidak hanya kerugian materil saja, kata Setiawan, dirinya juga mengalami kerugian terbesar seperti kehilangan waktu bersama keluarga. Hal ini diperparah dengan pendapatannya yang berkurang.
“Kalau uang jalan habis, mau tidak mau pakai uang sendiri. Dengan artian, setoran bulanan untuk di rumah (uang belanja, red), ya jelas berkurang lah,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Batanghari, AKBP Bambang Purwanto, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah mengerahkan personel untuk mengurai kemacetan itu sejak tadi malam.
Untuk mengurai kemacetan, kata Bambang, personel Polres Batanghari juga berjaga di mulut tambang. Hal itu dilakukan agar tidak ada truk angkutan batu bara yang keluar sebelum jam operasional.
“Kita telah melakukan penanganan dengan menerjunkan anggota di lapangan sejak tadi malam, hingga saat ini anggota masih mengurai. Kalau kemarin banyak kendala, kalau sekarang sudah berkurang,” kata Bambang, Rabu (1/3/2023).
Lebih lanjut, Bambang menyebutkan, salah satu penyebab kemacetan lalu lintas ini ialah padatnya truk angkutan batu bara di Jambi yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit per hari. Truk ini melewati jalan nasional di Jambi, sebab belum ada jalur khusus untuk angkutan batu bara.
Kemudian Bambang menyampaikan, tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kemacetan ini juga terjadi karena kondisi sekitar jalan yang memburuk akibat hujan lebat.
“Apalagi kemarin curah hujan yang tinggi. Ditambah lagi truk ini tidak berani parkir di kantung parkir, dikarenakan takut terperosok,” pungkasnya. [Aldo]
Discussion about this post