Siklusjambi.id – Macet parah di Jambi yang disebabkan truk muatan batu bara, kini jadi sorotan publik. Tokoh pemuda Jambi, Syaiful Bakri (47), menilai sebenarnya yang patut disalahkan adalah para pengusaha tambang batu bara, karena dinilainya sangat cuek.
Bahkan, Syaiful melihat para pengusaha tambang batu bara yang punya izin usaha pertambangan (IUP) batu bara di Jambi ini, terlihat cuek dan tutup mata bahkan tak mau tahu dengan keresahan masyarakat Jambi sudah yang sangat tinggi soal angkutan batu bara.
“Para pengusaha batu bara ini seperti bebek, cueknya ndak ketulungan. Mereka santai santai egol sana egol sini di atas sana, sedangkan masyarakat di bawah susah dibuat truk batu bara yang jadi penyebab macet,” ungkap Syaiful, lewat pernyataat tertulisnya kepada media, Sabtu (28/1/2022).
Bahkan konflik antara masyarakat pengguna jalan dan para sopir truk, sambungnya, terkesan dibiarkan oleh para pengusaha tambang batu bara tersebut.
“Ini kan adu domba antara truk batu bara dengan masyarakat. Buntutnya malah pemerintah yang disalahkan. Para pengusaha batu bara ke mana? Di mana mereka? Cuek cuek aja kan mereka itu. Senang di atas penderitaan orang, kelewatan ini!” tambah Syaiful.
Menurutnya, sudah seharusnya pengusaha batu bara itu membuat jalur khusus bagi kepentingan bisnisnya. Bukan malah mengganggu kepentingan umum. Dan jalur khusus ini bisa cepat terwujud kalau semua pengusaha batu bara kompak dan mau berkorban.
“Ya apa salahnya keluarkan untung dikit itu untuk patungan bikin jalan khusus. Dari tahun ke tahun kan cuma ini masalahnya. Tidak ada jalan khusus batu bara. Kalau patungan, duit ada, pemerintah bisa bantu urus pembebasan lahan. Bukan malah menumpukkan kepentingan bisnis kepada pemerintah. Enak aja hidup mereka itu,” tegasnya.
Selain itu, yang menerima manfaat bisnis batu bara di Jambi ini sangat kecil.
“Sebatas sopir dan beberapa sektor terbatas lain. Lah Pemda (pemerintah daerah) dapat apa? Masyarakat dapat apa? Kan cuma dapat macet dan masalahnya saja. Orang orang kayak gini yang merusak negara dan masyarakat,” jabarnya lagi.
Menurut Syaiful, ini akan jadi bom waktu bagi masyarakat. Suatu saat masyarakat hilang kesabaran, bisa dengan sendirinya menutup akses jalan bagi truk muatan batu bara.
“Contohnya sudah ada di Kumpeh beberapa waktu lalu. Masyarakat nutup jalan karena kesal jalan mereka rusak parah tapi tak diperbaiki pengusaha batu bara. Lihat, sepertinya para pengusaha batu bara ini harus dipaksa dulu baru hilang cuek bebeknya,” cecar Syaiful. (red)
Discussion about this post