Oleh: Yulfi Alfikri Noer S.IP., M.AP
Pemilihan Gubernur Jambi 2024 (Pilgub) akan digelar pada 27 November 2024, setelah Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024 (Pilpres) dan Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 2024 (Pileg). Kali ini, Pilgub Jambi akan menjadi momen penting bagi warga Jambi untuk menentukan pemimpin baru dalam tingkat provinsi. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur akan menjadi fokus utama dalam Pilgub tersebut. Sejumlah nama potensial untuk maju di Pilgub Jambi 2024 mendatang telah diidentifikasi melalui hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Lembaga survei Sigma Idea Indonesia merilis hasil survei terkait dengan elektabilitas kandidat bakal calon gubernur untuk Pilgub Jambi 2024, seperti dilansir dari TRIBUNJAMBI.COM (28/7/2023).
Hasil survei ini memberikan gambaran awal tentang bagaimana para kandidat bersaing dalam persaingan politik yang semakin mendekati pemilihan. Dalam hasil survei tersebut, terlihat bahwa petahana Al Haris berada di posisi puncak dengan elektabilitas sebesar 23,6 persen. Hal ini menunjukkan dukungan yang signifikan dari sebagian besar responden terhadap kinerja dan kepemimpinan Al Haris selama masa jabatannya sebagai gubernur. Namun, meskipun memiliki elektabilitas tinggi, hasil survei juga menyoroti bahwa elektabilitas Al Haris belum mencapai angka yang lebih dari separuh responden, sehingga persaingan masih terbuka.
Romi Hariyanto, kandidat lain yang berpartisipasi dalam Pilgub Jambi 2024, berada di posisi dua dengan elektabilitas 15,0 persen. Ini menunjukkan bahwa Romi juga memiliki basis dukungan yang cukup kuat di kalangan responden. Namun, perlu diingat bahwa elektabilitas Romi masih di bawah elektabilitas Al Haris, yang dapat mempengaruhi dinamika kompetisi selanjutnya. Sementara itu, posisi ketiga dalam survei diisi oleh Syarif Fasha dengan elektabilitas 13,5 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa Syarif Fasha juga memiliki potensi dukungan yang perlu diperhitungkan dalam perhitungan politik. Meskipun elektabilitasnya berada di bawah Al Haris dan Romi Hariyanto, popularitas Syarif Fasha masih cukup signifikan, seperti yang tercermin dalam angka popularitasnya.
Menariknya, hasil survei juga mencatat tingkat popularitas para kandidat. Al Haris memimpin dalam hal ini dengan popularitas mencapai 93,1 persen. Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mengenali dan mengenal baik sosok Al Haris. Di posisi kedua, terdapat Syarif Fasha dengan popularitas 68,7 persen, yang menandakan tingkat pemahaman yang relatif tinggi terhadapnya. Romi Hariyanto menempati posisi ketiga dalam hal popularitas dengan angka 55,6 persen, yang menunjukkan bahwa masih ada potensi peningkatan pengenalan terhadap dirinya di kalangan pemilih. Hasil survei ini memberikan gambaran awal yang penting dalam persaingan Pilgub Jambi 2024. Namun, perlu diingat bahwa elektabilitas dan popularitas adalah faktor yang dapat berubah seiring dengan perkembangan kampanye dan peristiwa politik yang mungkin terjadi menjelang pemilihan.
Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR), seperti dilansir dari METROJAMBI.COM (10 Agustus 2023), LKPR mengumumkan hasil survei yang mengungkapkan kekuatan elektoral dari calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berpotensi ikut dalam kontestasi Pilgub Jambi 2024. Dalam laporan hasil survei tersebut, LKPR memberikan gambaran mengenai popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas dari beberapa bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jambi.
Menariknya, hasil survei ini menunjukkan bahwa petahana Al Haris masih menduduki posisi teratas dalam ketiga kategori tersebut. Hasil survei LKPR mencerminkan bahwa popularitas Al Haris sebagai petahana masih sangat kuat di mata masyarakat Jambi. Selain itu, tingginya tingkat akseptabilitas mengindikasikan bahwa banyak pemilih di Jambi yang menerima dan mendukung kepemimpinan Al Haris. Elektabilitas yang tinggi juga menunjukkan bahwa Al Haris memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilgub Jambi 2024. Survei ini dilakukan dalam rentang waktu 25 Juli hingga 3 Agustus 2023, dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana calon-calon potensial diterima dan dikenal oleh masyarakat Jambi.
Dalam hal tingkat popularitas, Gubernur Jambi, Al Haris, masih memegang posisi puncak dengan angka popularitas mencapai 89,17 persen. Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden mengenali dan mengenal dengan baik sosok Al Haris, yang juga merupakan petahana dalam Pilgub mendatang. Di posisi kedua, terdapat Bupati Tanjabtim, Romi Hariyanto, dengan angka popularitas sebesar 75,33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Romi juga memiliki tingkat pengenalan yang cukup baik di kalangan masyarakat. Syarif Fasha, Walikota Jambi, menduduki posisi ketiga dalam hal popularitas dengan angka 62,50 persen. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan Al Haris dan Romi Hariyanto, namun popularitas Syarif Fasha masih signifikan.
Kemudian, di posisi keempat, ada nama Bupati Bungo, Mashuri, dengan angka popularitas sebesar 42,83 persen. Ini menunjukkan bahwa Mashuri juga telah cukup dikenal oleh sebagian besar responden. Bupati Batanghari, Fadhil Arief, mengikuti di posisi kelima dengan angka popularitas 39,67 persen, sementara Bupati Kerinci, Adirozal, berada di posisi keenam dengan angka popularitas 30,50 persen.
Selain popularitas, survei ini juga mengukur aspek akseptabilitas dan elektabilitas calon-calon tersebut. Hasil survei ini akan menjadi acuan bagi calon-calon dalam merumuskan strategi kampanye dan komunikasi mereka dengan masyarakat dalam persiapan menghadapi Pilgub Jambi 2024. Namun, seperti halnya hasil survei sebelumnya, perlu diingat bahwa dinamika politik dapat berubah seiring dengan perkembangan waktu dan kampanye yang berlangsung.
Dalam persaingan Pilgub Jambi 2024, kekuatan politik para calon menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi dinamika dan hasil pemilihan. Berdasarkan hasil survei dan analisis politik, mari kita tinjau kekuatan politik masing-masing calon:
1. Al Haris: Sebagai petahana, merupakan sosok berpengaruh sebagai birokrat dan politikus Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan dan pemerintahan daerah. Sebelum memimpin provinsi Jambi, Al Haris telah mengukir jejak sukses dalam perjalanan karirnya. Ia terlebih dahulu menjabat sebagai Bupati Merangin dalam dua periode yang berlangsung dari tahun 2013 hingga 2021.
Perjalanan karir Al Haris tidak dimulai dari posisi yang tinggi. Ia memulai awalnya sebagai Lurah Selamat, sebuah posisi yang mungkin terlihat sederhana namun penting dalam menjalin hubungan langsung dengan masyarakat. Dedikasi dan kualitas kepemimpinannya sebagai Lurah Selamat mengantarkannya meraih penghargaan sebagai lurah teladan se-Kota Jambi pada tahun 2004-2005.
Penghargaan ini tidak hanya mengakui kemampuannya dalam menjalankan tugas-tugas administratif, tetapi juga kemampuannya dalam membangun hubungan positif dengan masyarakat yang ia layani. Al Haris memiliki keuntungan berupa tingginya tingkat pengenalan dan popularitas di kalangan masyarakat Jambi. Angka popularitasnya yang tinggi, yaitu 89,17 persen, menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat mengenali dan mengenalnya dengan baik.
Kinerja dan kebijakan yang telah dilakukan selama masa jabatan gubernur dapat menjadi landasan kuat dalam kampanye. Namun, tantangan bagi Al Haris adalah mempertahankan tingkat dukungan yang telah dicapai serta mengatasi kritik dan isu-isu yang mungkin muncul selama kampanye.
2. Romi Hariyanto: Sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur selama dua periode berturut-turut, yaitu dari tahun 2016 hingga 2021, dan kembali pada periode 2021 hingga 2024. Sebelum karirnya sebagai Bupati, Romi Hariyanto juga telah berperan penting dalam dunia politik. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Tanjung Jabung Timur selama tiga periode.
Romi Hariyanto memiliki basis dukungan di wilayah tersebut. Popularitasnya yang mencapai 75,33 persen menunjukkan bahwa banyak orang mengenalnya. Keberhasilan dalam pemerintahan daerah dan proyek-proyek yang telah dijalankannya dapat menjadi poin positif dalam kampanye. Romi perlu memperluas pengaruhnya ke seluruh provinsi Jambi dan mengatasi tantangan dari calon lain yang memiliki tingkat dukungan yang kuat.
3. Syarif Fasha: Sebagai Walikota Jambi dua periode yakni 2013—2018 dan 2018—2023. Syarif Fasha memiliki basis dukungan di kota tersebut. Popularitasnya mencapai 62,50 persen, yang menunjukkan pengenalan yang cukup baik. Dalam kampanye, Fasha dapat menyoroti pencapaian dalam memimpin kota dan visi untuk pengembangan provinsi Jambi.
Namun, tantangan mungkin datang dari calon lain yang memiliki pengaruh lebih luas dan dukungan yang kuat di luar wilayah kota. Seperti kita ketahui bersama, bahwa Syarif Fasha telah menyatakan mundur dari pencalonan Pemilihan Gubernur Jambi (Pilgub) Jambi 2020 lalu dengan slogan JAMBI BANGKIT.
Mundurnya Syarif Fasha dari pencalonan menciptakan perubahan dinamika dalam persaingan. Sebelumnya, Fasha dikenal sebagai Walikota Jambi dan memiliki popularitas yang cukup signifikan, serta basis dukungan di wilayah tersebut. Keputusan untuk tidak maju dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pertimbangan politik, strategi partai atau koalisi, atau alasan pribadi.
4. Mashuri: Bupati Bungo selama dua periode berturut-turut, yaitu pada periode 2016–2021 dan 2021–2024. Sebelum memegang jabatan bupati, Mashuri juga telah memiliki pengalaman sebagai Wakil Bupati Bungo pada periode 2011–2016, di mana ia mendampingi Sudirman Zaini. Mashuri memiliki popularitas 42,83 persen, yang menunjukkan tingkat pengenalan yang cukup baik. Keberhasilannya dalam pemerintahan daerah dapat menjadi poin kunci dalam kampanye. Namun, perlu upaya untuk memperluas dukungan di wilayah-wilayah lain di provinsi Jambi.
5. Fadhil Arief: Memulai perannya sebagai Bupati Batanghari pada periode 2021-2024 dengan dedikasi dan tekad untuk mewujudkan perubahan yang positif bagi kabupaten tersebut. Sebelum menjadi Bupati, Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Muaro Jambi. Bupati Batanghari Fadhil Arief memiliki popularitas 39,67 persen.
Kinerja dan prestasi dalam kepemimpinannya di daerah dapat menjadi fokus kampanye. Namun, Fadhil perlu membangun dukungan yang lebih kuat di seluruh wilayah provinsi Jambi, terutama mengingat popularitasnya saat ini belum sebanding dengan beberapa calon lain.
6. Adirozal: Bupati Kerinci dua periode, yaitu 2014–2019 dan 2019–2024. Sebelum terjun ke dunia politik dan menjadi bupati, Adirozal telah memiliki pengalaman sebagai Direktur Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Adirozal memiliki popularitas 30,50 persen. Bagi Adirozal, tantangan terbesar adalah meningkatkan pengenalan dirinya di kalangan masyarakat provinsi Jambi secara keseluruhan. Strategi kampanye yang efektif akan menjadi kunci untuk mengatasi hal ini.
Dengan hasil ini, Al Haris memiliki pijakan yang solid untuk melanjutkan perjalanan politiknya di Pemilihan Gubernur Jambi 2024. Pengalaman dan rekam jejak Al Haris sebagai pemimpin sebelumnya memberikan keunggulan dalam memperoleh dukungan masyarakat. Dalam persaingan Pilgub Jambi 2024, elektabilitas, popularitas, dan kinerja masa lalu akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi kekuatan politik masing-masing calon. Namun, perlu diingat bahwa politik adalah dinamika yang selalu berubah, dan kampanye yang efektif serta respons terhadap perubahan politik dapat memainkan peran penting dalam menentukan hasil akhir.
Kontestasi politik selalu menampilkan variabel yang beragam, seperti isu-isu mendesak, tren nasional, dan dinamika daerah yang dapat berpengaruh pada pandangan pemilih. Perjalanan politik selalu penuh tantangan, dan kita masih harus melihat bagaimana dinamika politik akan berkembang menjelang pemilihan.
Semua mata akan tertuju pada perkembangan lebih lanjut seiring mendekati tanggal pemilihan, untuk melihat bagaimana potensi calon lainnya dan bagaimana strategi mereka dalam meraih dukungan masyarakat. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan politik akan menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangan dan memenangkan hati pemilih dalam Pilgub Jambi 2024. Mantap.
Penulis merupakan Tenaga Ahli Gubernur Bidang Tata Kelola Pemerintahan
Discussion about this post