Oleh: Reza Fender
Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam membentuk karakter dan sikap seseorang. Namun, ada argumen yang menyatakan bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin attitude seseorang.
Attitude seseorang adalah cara pandang dan perilaku yang dimiliki individu terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, pendidikan tinggi memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang yang dapat membantu mereka menghadapi dunia nyata.
Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan tinggi melakukan peran penting dalam mempersiapkan seseorang untuk berkembang di bidang profesional.
Namun, ketika datang ke sikap dan karakter, ada beberapa aspek yang tidak sepenuhnya dapat diprediksi atau dijamin oleh pendidikan tinggi.
Pertama, sikap dan karakter seseorang dibentuk oleh berbagai pengaruh dalam kehidupannya, termasuk keluarga, teman, dan lingkungan sosial.
Pendidikan tinggi hanya merupakan salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang.
Seorang individu mungkin memiliki pendidikan tinggi yang tinggi, tetapi bila dia tumbuh di lingkungan yang tidak mendukung perkembangan sikap positif, kemungkinan besar sikap dan karakternya tidak akan sesuai dengan harapan.
Selain itu, pendidikan tinggi cenderung memberikan penekanan pada aspek akademik dan profesional, seperti kemampuan berpikir analitis, keterampilan komunikasi, dan pengetahuan dalam bidang studi tertentu.
Namun, ada kekurangan dalam hal membangun sikap empati, toleransi, dan kepemimpinan yang kuat.
Meskipun ini adalah keterampilan yang dianggap penting dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, mereka sering kali tidak ditekankan dalam kurikulum pendidikan tinggi.
Selain itu, pendidikan tinggi sering kali memiliki fokus yang berlebihan pada hasil akademik yang baik, termasuk mempersempit perspektif tentang kesuksesan.
Hal ini dapat menyebabkan tingginya tingkat persaingan dan kecenderungan untuk mengesampingkan nilai-nilai seperti kerjasama, solidaritas, dan tujuan yang lebih luas dalam kehidupan.
Dalam hal ini, pendidikan tinggi mungkin tidak memberikan dorongan yang cukup bagi seseorang untuk mengembangkan sikap dan karakter yang harmonis dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan tinggi perlu mengevaluasi pendekatannya dalam membangun sikap dan karakter seseorang.
Penekanan harus diberikan pada pengembangan sikap positif seperti etika kerja, integritas, empati, dan kepemimpinan, yang penting dalam mempersiapkan seseorang untuk menghadapi tantangan kehidupan. .
Pendekatan interdisipliner dan penekanan pada pengalaman praktis dan penerapan teori juga dapat membantu individu menginternalisasi dan mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesimpulannya, pendidikan tinggi dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang penting dalam kehidupan seseorang. Namun, pendidikan tinggi tidak dapat menjamin attitude seseorang.
Sikap dan karakter dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, dan pendidikan tinggi hanya menjadi salah satu dari banyak faktor tersebut. Oleh karena itu, pendidikan tinggi perlu mengevaluasi pendekatannya dan memberikan penekanan yang tepat bagi pengembangan sikap dan karakter yang positif.
Penulis adalah Jurnalis dan Musisi Jambi
Discussion about this post